RSUD Tidar Tak Mampu Tampung Pasien Covid-19

RSUD Tidar Tak Mampu Tampung Pasien Covid-19

MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar Kota Magelang sudah tak mampu lagi menampung pasien Covid-19. Sejumlah pasien umum pun terpaksa mengantre di Unit Gawat Darurat (UGD). Kapasitas ranjang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Tidar sebelumnya berjumlah 94 sudah ditambah memanfaatkan ruang ICU menjadi 107 tempat tidur (TT). Namun, bed occupancy rate (BOR) sejak beberapa waktu lalu sudah penuh 100 persen. ”RSUD Tidar tidak ada sisa (ketersediaan tempat tidur). Karena yang antre saja sudah banyak,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Magelang, dr Intan Suryahati, Selasa (22/6). Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang itu menyebut, mereka yang mengantre di UGD rata-rata membutuhkan ventilator (alat bantu pernapasan) karena mengeluhkan sesak napas. Setelah pasien Covid-19 yang menempati ruang isolasi gejalanya mulai turun langsung dipindahkan ke RS Budi Rahayu. ”Yang di RSUD Tidar hanya bergejala menengah dan berat saja. Kalau untuk yang mulai sembuh langsung diarahkan ke RS Budi Rahayu. Kalau gejalanya sudah ringan diminta untuk menjalani isolasi terpusat di hotel,” imbuhnya. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Joko Budiyono menambahkan, proses treatment pasien Covid-19 di RSUD Tidar senantiasa dioptimalkan untuk menurunkan gejala. Jika gejala sudah turun, maka pasien tersebut bisa dipindahkan ke RS Budi Rahayu atau bahkan isolasi terpusat. ”Triase adalah proses identifikasi pasien dan pengambilan keputusan dalam menentukan pasien mana yang berisiko. Kemudian pasien mana yang dapat dengan aman menunggu. Yang diterapkan di RSUD Tidar seperti itu. Jadi meskipun antre, saya kira triasenya sudah sesuai,” tuturnya. Berdasarkan laman covid19.magelangkota.go.id per 22 Juni 2021, konfirmasi kasus baru Covid-19 sebanyak 60 orang dalam sehari. Sementara jumlah yang sembuh di hari yang sama hanya 13 orang. Sedangkan kasus aktif Covid-19, atau pasien yang masih mendapatkan perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri sebanyak 172 orang. Sementara angka kematian akibat Covid-19 di Kota Magelang mencapai 125 orang. Kota Magelang sejak beberapa pekan terakhir menjadi zona oranye. Untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang diprediksi masih akan terus terjadi, Pemkot Magelang telah menyiapkan isolasi terpusat di Hotel Borobudur dan Hotel Safira. Pun jika kedua isolasi terpusat ini penuh lagi, maka Pemkot Magelang telah menyiapkan tempat isolasi terpusat di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Semarang, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Magelang Utara. ”Harapannya tidak terjadi lonjakan. Tapi persiapan kami, menyediakan isolasi terpusat lagi di Poltekkes Semarang Kramat Utara. Ini kalau-kalau yang isolasi terpusat di Hotel Borobudur dan Safira penuh lagi,” imbuh Joko Budiyono yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Magelang itu. Terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Magelang, Larsita menyebut, selama pandemi Covid-19 memang ada kenaikan jumlah kematian warga secara umum. ”Di data kami ada semua untuk warga Kota Magelang yang meninggal, tetapi dengan penyebab secara umum. Artinya baik itu karena Covid-19 ataupun tidak. Pada tahun 2019 tercatat 1.956 jiwa, tahun 2020 1.834 jiwa, dan 2021 sampai dengan Mei sebanyak 706 jiwa,” sebutnya. Melihat data tersebut, Larsita mengaku bahwa terjadi kenaikan signifikan selama periode akhir 2020 sampai dengan semester pertama 2021. Ia menjelaskan, terlihat pola angka kematian yang meningkat bersamaan dengan lonjakan kasus Covid-19, yang terjadi pada November 2020 lalu. ”Ada kesamaan antara lonjakan kasus Covid-19 dengan bertambahnya angka kematian. Terlepas dari identifikasi apakah itu Covid atau tidak, namun melihat polanya, sepertinya memang terhubung. Saya harap, masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat,” ujarnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: